Pada artikel sebelumnya, saya
sudah membahas kemu’jizatan Al-Qur’an. Kemu’jizatan dari Al-Qur’an itu ialah bisa mengalahkan
syair-syair Arab yang berjaya pada saat itu dan tidak ada satu pun orang yang sanggup
membuat karya serupa Al-Qur’an. Hal ini tentunya menjadi bukti bahwa Al-Qur’an
adalah kalamullah.
Selain menjadi mu’jizat, ternyata
Al-Qur’an memiliki banyak kehebatan yang bisa kita rasakan sampai saat ini. Berikut
ini 5 kehebatan Al-Qur’an yang perlu kita sadari.
Pertama, Mengalahkan Keindahan
Syair Arab
Pada saat Al-Qur’an diturunkan, syair-syair
Arab mengalami puncak kegemilangannya. Banyak orang arab yang ahli di bidang
syair. Namun, semua itu dikalahkan oleh Al-Qur’an. Seindah-indahnya syair,
ternyata lebih indah Al-Qur’an. Karena begitu indahnya, Al-Qur’an mampu
meluluhkan hati seseorang atau membuat seseorang menangis mendengar bacaan Al-Qur’an,
misalnya seperti Abu Bakar yang sering menangis di kala mendengar bacaan Al-Qur’an.
Begitu pula, Umar bin Khattab bisa luluh hatinya setelah membaca Al-Qur’an dan
akhirnya dia masuk Islam.
Di samping itu, meski Al-Qur’an dibaca
berulang kali, tidak membuat pembacanya merasa bosan. Berbeda dengan syair yang
seindah apapun, pasti akan bosan jika dibaca dengan sering. Setiap huruf yang dibaca
dari Al-Qur’an akan membuahkan pahala.
Kedua, Mengalahkan Kehebatan
Sihir
Orang kafir Quraisy yang tidak
mampu membuat syair tandingan yang menyerupai Al-Qur’an, mereka mengatakan
bahwa Al-Qur’an adalah sihir yang mampu memisahkan anak dari orang tuanya,
orang tua dari anaknya, istri dari suaminya, seseorang dengan saudaranya. Tapi
ucapan mereka hanyalah dusta belaka. Walid bin al-Mughiroh (dikutip dalam Siroh
Ibnu Hisyam) mengatakan:
“Sungguh, kami telah mengenal
seluruh syair..... Yang ringkas maupun yang panjang, namun dia (Al-Qur’an)
bukanlah syair. Sungguh kami telah menyaksikan tukang-tukang sihir dengan sihir
mereka, namun dia (Al-Qur’an) bukanlah hembusan-hembusan dan buhul-buhul tali
yang mereka gunakan untuk menyihir. Demi Allah, ucapannya sungguh manis,
akarnya benar-benar subur, dan cabangnya benar-benar berbuah.”
Berdasarkan hal tersebut, Al-Qur’an
bukanlah sihir, namun Al-Qur’an justru mengalahkan sihir. Hal itu bisa kita saksikan
saat ini bagaimana ayat-ayat suci Al-Qur’an bisa menyembuhkan orang yang terkena
sihir atau kerasukan jin dengan metode ruqyah.
Ketiga, Mengalahkan Bahasa Ibu
Al-Qur’an banyak dihafal oleh
kaum muslimin, bahkan sebelum mereka akil baligh. Misalnya saja, Muhammad
Sultan Al-Fatih (penakluk konstantinopel) hafal Al-Qur’an 30 juz pada usia 8
tahun. Imam Syafi’ie hafal Al-Qur’an pada usia 7 tahun. Begitu pula, banyak
lagi hafidz-hafidz kecil yang bisa kita saksikan pada era sekarang.
Rerata anak-anak pada usia 3-4
tahun mampu menguasai bahasa ibu sejumlah 1.250 kosa kata dan terus bertambah
50 kosa kata tiap bulannya. Adapun jika disamakan umur menjadi 8 tahun, berarti
bertambah 4 tahun lagi yang mana tiap 1 bulan bertambah 50 kosa kata sehingga
(4 tahun x 12 bulan) menjadi 48 bulan;
lalu 48 dikali 50 kosa kata menjadi 2.400.
Berarti pada usia 8 tahun,
rerata seorang anak mampu menguasai 1.250+2.400= 3.650 kosa kata bahasa ibu. Di
samping itu, tidak sedikit anak sebelum baligh (umur 8 tahun-an) sudah bisa hafal
Al-Qur’an 30 juz. Padahal kosa kata dalam Al-Qur’an itu jumlahnya sebanyak
77.439. “Mengenai jumlah kata dalam al-Quran, Fadhl bin Syadan meriwayatkan
dari Atha’ bin Yasar, yang mengatakan, Jumlah huruf ada 77.439 kata.....”
[Tafsir Ibn Katsir, 1/98]. Hal inilah menjadi bukti bahwa Al-Qur’an mudah sekali
dihafal dan mudah melekat dari pada bahasa ibu yang dipakai sehari-hari.
Keempat, Mengalahkan Peradaban
Lain
Ketika seluruh isi Al-Qur’an
diterapkan secara totalitas, bangsa arab –yang awalnya dipandang sebelah mata
oleh dua peradaban besar (Persia dan Romawi)– justru ditakuti oleh kaum kafir,
bahkan bisa mengalahkan dua peradaban besar itu. Lebih lengkapnya, kita bisa
mempelajarinya dalam sejarah, dimana nabi saat menjadi kepala negara dan dilanjutkan
dengan kepemimpinan khalifah-khalifah setelahnya mampu menaklukkan negeri
adidaya seperti Romawi dan Persia. Termasuk juga ditaklukkannya konstantinopel
oleh Sultan Muhammad Al-Fatih berkat ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya
serta menerapkan isi Al-Qur’an secara totalitas dalam lingkup individu,
masyarakat, dan negara.
Saat seluruh isi Al-Qur’an diterapkan
secara totalitas dalam sebuah negara, justru akan menjadikan negara itu digdaya
dan adikuasa. Kita bisa lihat bagaimana kehebatan dan kekuasan Islam pada zaman
khulafaur rosyidin dulu. Jika isi Al-Qur’an diterapkan totalitas, niscaya sabda
nabi yang mengatakan kota Roma akan ditaklukkan pasti akan terwujud.
Kelima, Mengalahkan Kejeniusan
Manusia
Sehebat apapun manusia, secanggih
apapun manusia, dia tetap terkalahkan dengan keajaiban-keajaiban isi Al-Qur’an.
Sebagai contoh, Al-Qur’an sudah menyebut terkait sains tertentu sebelum ada
yang menemukan atau menelitinya. Bahkan, tidak jarang para ilmuwan Barat yang
masuk Islam karena menyadari bahwa penelitian atau teorinya itu sudah lebih
dulu dibahas di dalam Al-Qur’an.
Sehebat apapun manusia yang ingin
membuat aturan yang mengatur kehidupan masyarakat dan negara, ternyata lebih
hebat Al-Qur’an. Justru aturan manusia yang jenius sekalipun, akan melahirkan
kesengsaraan. Sedangkan, jika Al-Qur’an diterapkan secara totalitas, ia mampu
mengatur kehidupan masyarakat dan negara yang melahirkan keadilan dan kemakmuran
seperti pada masa kejayaan Islam dahulu. Tidak pernah ada aturan yang sekomplit
Al-Qur’an.
Demikianlah penjelasan 5
kehebatan Al-Qur’an. Semoga kita semakin cinta kepada Al-Qur’an dan bersedia memperjuangkan
Al-Qur’an untuk diterapkan di bumi Allah ini secara totalitas.