Gaya Bahasa Simile: Definisi, Tujuan, Contoh, dan Cara Membuatnya

 


A. Definisi Gaya Bahasa Simile

Simak hadits berikut ini!

 

“Keutamaan orang yang berilmu dan orang yang ahli ibadah itu seperti keutamaan bulan di saat purnama atas semua bintang-bintang.”

(HR. Ad-Dailami)

 

Apakah kamu pernah mendengar hadits tersebut? Hadits tersebut menjelaskan bahwa seseorang yang berilmu lebih utama dari pada orang yang banyak ibadahnya tapi sedikit ilmunya.

 

Apa yang unik dari kalimat hadits tersebut? Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan orang yang berilmu seperti bulan purnama. Mengapa Rasulullah SAW menyamakan orang berilmu dengan bulan purnama? Tujuannya, agar lebih mudah dipahami oleh kaumnya. Satu orang berilmu saja punya manfaat besar bagi masyarakat. Itu sama seperti bulan, satu bulan purnama saja bisa menerangi semua manusia di bumi.

 

Tahukah kamu, kalimat hadits di atas adalah contoh penggunaan gaya bahasa simile. Jadi, gaya bahasa simile adalah gaya bahasa yang menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain.

 

Gaya bahasa ini digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam peribahasa, serta dalam karya sastra (seperti cerpen, novel, dan puisi). Bahkan, di dalam Al-Qur’an dan hadits pun ditemukan gaya bahasa ini ketika menyampaikan suatu perumpamaan.

 

B. Tujuan dan Ciri Gaya Bahasa Simile

Tujuannya yaitu (a) agar orang lain mudah memahami apa yang kita sampaikan, (b) untuk memuji, memuliakan, atau menghormati orang lain.

 

Ciri-ciri gaya bahasa simile adalah menyamakan atau membandingkan dua hal yang berbeda dengan menggunakan kata-kata persamaan: seperti, ibarat, laksana, bagaikan, bak, semisal, serupa dengan, dan sebagainya.

 

C. Contoh Gaya Bahasa Simile dalam Kalimat

1.      Orang yang tidak punya pendirian bagaikan air di daun talas.

2.      Ibarat air dan minyak, kebenaran dan keburukan tidak akan bisa bersatu.

3.      Memperjuangkan Islam di akhir zaman bagaikan menggenggam bara api.


D. Contoh Gaya Bahasa Simile dalam Cerita

Simak cerita berikut ini!

Banyak cobaan yang menimpa umat Islam saat ini. Tanpa adanya khilafah, umat Islam dibantai seperti yang terjadi di Palestina, Suriah, Afganistan, Myanmar, dan sebagainya. Namun, seperti biasa, dunia internasional hanya diam melihat kedzaliman ini.

Mengapa bisa terjadi seperti itu? Satu penyebabnya yaitu umat Islam tidak punya khalifah yang mampu melindungi mereka dari kedzaliman orang-orang kafir. Meskipun umat Islam banyak jumlahnya, tapi lemah dan tak berkuasa.

 

Apa yang antum rasakan setelah membaca cerita di atas? Apakah cerita di atas menggunakan gaya bahasa? Coba bandingkan dengan cerita di bawah ini.

 

Banyak cobaan yang menimpa umat Islam saat ini. Tanpa adanya khilafah, umat Islam bagaikan makanan lezat, mereka dibantai seperti yang terjadi di Palestina, Suriah, Afganistan, Myanmar, dan sebagainya. Namun, seperti biasa, dunia internasional hanya diam melihat kedzaliman ini.

Mengapa bisa terjadi seperti itu? Satu penyebabnya yaitu umat Islam tidak punya khalifah yang mampu melindungi mereka dari kedzaliman orang-orang kafir. Jumlah umat Islam memang banyak, tapi mereka laksana buih di lautan yang tidak bersatu sehingga menjadi lemah.

 

Setelah membaca dan membandingkan dua cerita di atas, apa yang kamu rasakan perbedaannya? Iya, cerita kedua itu lebih menarik karena menggunakan gaya bahasa simile. Nah, itulah contoh manfaat kita menggunakan gaya bahasa simile. Dengan gaya bahasa simile, cerita tersebut tampak lebih menarik.

 

E. Mencari Gaya Bahasa Simile

Agar lebih paham lagi tentang materi ini, yuk kamu cari kalimat di bawah ini manakah yang mengandung gaya bahasa simile dan manakah yang bukan. Jelaskan juga alasan kamu.

1.      Orang yang tidak menghafal Al-Qur’an ibarat rumah yang kumuh dan hampir roboh.

2.      Anis menjual buah-buahan di pasar, seperti jeruk, apel, mangga, dan nanas.

3.      Sikap dan pikiranmu selalu berubah-ubah bagaikan air di daun talas.

4.      Dia kaget saat mendengar sahabatnya meninggal, bak disambar petir di siang bolong.

5.      Banyak bencana yang terjadi di musim hujan, seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.

6.      Tanganmu mulus seperti kulit bayi.

7.      Beberapa nutrisi yang dibutuhkan tubuh, misalnya vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat.

8.      Dua anak kembar itu bagaikan pinang dibelah dua.

9.      Berteman dengan orang sholih itu semisal berteman dengan penjual minyak wangi.

10.  Ibu membeli beberapa sayuran hijau seperti bayam, kangkun, brokoli, dan sawi.

 

 

F. Tips Membuat Gaya Bahasa Simile

Cara membuat kalimat bergaya bahasa simile itu sederhana. Pertama, amati satu objek dulu. Kemudian, samakan atau bandingkan objek tersebut dengan sesuatu yang lain. Contoh, kita meng-amati sebuah rumah. Karena megah, kita samakan rumah itu dengan sebuah istana raja.   

 Rumahmu bagaikan istana kerajaan.

 

Tambahan: gaya bahasa simile juga dapat mengambil dari peribahasa perumpamaan.

 

G. Ayo Berkreasi

Agar kamu benar-benar memahami gaya bahasa ini, yuk berkreasi membuat kalimat yang mengandung gaya bahasa simile. Pertama, perhatikan di sekelilingmu. Kemudian, buatlah 5 kalimat bergaya bahasa simile dari yang kamu amati itu!

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan.

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam." (HR Bukhari dan Muslim)

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak