Jika membahas seputar suku Madura, tentunya kita akan
mengenal keunikan atau karakteristik masyarakat dan budaya yang berlaku di suku
ini. Keunikan masyarakat suku Madura itu sudah pernah saya bahas di blog ini. Selain
keunikan itu, ternyata ada lagi keunikannya yang berasal dari bahasa daerah
yang mereka gunakan. Berikut ini 7 fakta unik seputar kosa kata bahasa Madura.
1) Kata “Virus”
Dalam bahasa Madura, kata virus (dibaca: pirus) adalah kata
yang memiliki satu pengertian saja. Oleh sebab itu, saat Anda membahas virus
(misalkan: virus corona) dengan orang Madura, Anda perlu cek dulu, apakah mitra
bicara Anda ini menguasai bahasa Indonesia atau tidak. Jika orang yang Anda
ajak bicara itu orang Madura tulen, bisa jadi apa yang dia pahami tentang kata
virus berbeda dengan apa yang Anda pahami. Sebab, dalam bahasa Madura, kata
virus hanya berarti ‘suatu penyakit yang menimpa pohon pisang, sehingga membuat
buah pisang menguning dan tidak dapat dikonsumsi.’
2) Kata “Kuman”
Selain kata virus, ada juga kata kuman yang juga hanya
memiliki pengertian tunggal. Dalam bahasa Madura, kata kuman berarti ‘kutu yang
ada di tempat ayam mengerami telur-telurnya.’ Jadi, jika Anda sedang membahas kuman,
Anda perlu cek juga ya pemahaman mitra bicara Anda. Bisa jadi, Anda membahas
kuman yang berarti ‘bakteri yang membuat gatal’, namun orang Madura yang Anda
ajak bicara mengartikannya sebagai kutu. Hehehe
3) Kata Ucapan Selamat
Dalam bahasa Madura, Anda tidak
akan pernah menemukan kata ucapan selamat, seperti selamat datang, selamat pagi, selamat malam, selamat
hari raya, dan selamat-selamat yang lain. Kata itu hanya dipakai untuk nama
orang yaitu selamet dan juga dipakai untuk harapan atau doa (mander selamet). Sejauh yang penulis ketahui, orang Madura ini
adalah orang yang to the point. Itulah sebabnya mereka tidak mengenal
kata basa-basi dengan mengucapkan kata selamat ya. Meski demikian, mereka
mengucapkan salam (assalamu’alaikum) jika bertemu atau bertamu.
4) Memiliki Kata-Kata yang Hampir
Mirip Tapi Beda Arti
Bahasa Madura memiliki 6 vokal,
31 konsonan, 3 diftong, dan 8 kluster. Konsonan dalam bahasa Madura lebih
banyak dibandingkan bahasa daerah lainnya. Itulah sebabnya bahasa Madura
memiliki kata-kata yang terdengar hampir mirip namun jika salah menyebut satu
unsur konsonan saja maka akan berbeda arti. Contohnya adalah kata “ada, wadah, bedak,
robek” dalam bahasa Madura terdengar hampir mirip yaitu “Bâdâ bhâddânah
bâddâ' bâddhâ”. Selain itu, terdapat kata-kata mirip lainnya yang tentunya beda
arti/makna.
5) Ber-homofon dengan Bahasa
Lainnya
Sebagai sistem lambang bunyi yang
bersifat arbitrer, beberapa kata dalam bahasa Madura juga sama bunyinya dengan
bahasa lain, namun tentunya beda arti. Meskipun demikian, yang menjadi unik
adalah kata-kata tersebut terkadang salah diartikan akibat dari interaksi
dengan bahasa lain. Sebagai contoh, kata “arek” dalam bahasa Jawa
berarti ‘anak (kecil)’ sedangkan dalam bahasa Madura berarti ‘celurit’. Itulah sebabnya
ada orang yang mengatakan bahwa arek-nya orang Jawa tidak tajam, sedangkan
arek-nya Madura sangat tajam. Ada juga orang Jawa pernah bertanya mengapa orang
Madura sering mengucapkan kata “marah”. Padahal kenyataanya, penutur bahasa
Madura itu hanya mengucapkan kata “mara” yang jika di-inggris-kan hampir mirip penggunaannya
dengan kata “please”. Hmmm........
6) Menyingkat kata
Dalam ragam santai, orang Madura
biasa menyingkat kata saat berkomunikasi. Sama halnya seperti bahasa Inggris. Contohnya
dalam bahasa Inggris, frasa i will disingkat menjadi i’ll (aku
akan); begitu pula frasa i can not disingkat menjadi i cannn’t
(aku tidak dapat). Adapun contoh dalam bahasa Madura misalnya pak–en Abdul
akan disingkat menjadi pan Abdul (bapak-nya Abdul); oreng akan
disingkat menjadi reng (orang). Ada juga ditemukan penyingkatan
nama-nama daerah seperti jete labeng disingkat menjadi te labeng (sebuah
daerah bernama Jatilawang); jete sanga’ disingkat menjadi te sanga’ (sebuah
daerah bernama Jatisongo).
7) Satu suku kata dijadikan dua
suku kata
Keunikan lainnya dari bahasa
Madura adalah kata yang hanya terdiri atas satu suku kata (selain kata yang sengaja
disingkat seperti pembahasan di poin 6), maka kata tersebut akan diubah menjadi
dua suku kata. Misal, kata bom akan diubah menjadi eb-bom (bom); kata
tong akan diubah menjadi et-tong (tong); kata rok diubah
menjadi er-rok (rok).