Gaya Bahasa Hiperbola: Definisi, Tujuan, Contoh, dan Cara Membuatnya

 



A. Definisi Gaya Bahasa Hiperbola

Simak dua judul berita berikut ini!

 

(1) Sampah menggunung di jalan provinsi, warga minta copot Kadis Dinas Lingkungan Hidup Sergai. (sumber: tribun-medan.com)

(2) Sampah menggunung di Bendung Soka Klaten sudah dibersihkan selama dua hari, jumlahnya 2 ton! (sumber: sukoharjo.pikiran-rakyat.com)

 

Menurutmu, apa yang unik dalam judul berita di atas? Ya, dalam judul berita di atas, ada frasa sampah menggunung. Tahukah kamu, apa maksudnya? Apakah sampahnya menumpuk hingga setinggi gunung? Tentunya tidak mungkin ya. Maksud “sampah menggunung” yaitu sampah yang menumpuk agak tinggi beberapa meter saja, tapi tinggiannya tidak sampai menyerupai gunung.

 

Bagaimana pendapat kamu tentang penggunaan frasa “sampah menggunung” dalam berita di atas? Kata-kata itu terasa berlebihan? Iya, benar. Nah, itulah contoh gaya bahasa hiperbola.

 

Jadi, gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu atau membesar-besarkan fakta / kenyataan. Gaya bahasa ini sering digunakan oleh orang, baik dalam percakapan sehari-hari, dalam berita, maupun dalam karya sastra seperti cerpen dan novel.

 

Bahkan, bisa jadi kita pun pernah menggunakan gaya bahasa ini ketika berbicara dengan teman.

Misalnya saja, ketika dimintai tolong untuk membawakan tas teman. Tas itu terasa berat. Pernahkah kita mengucapkan, “Kamu bawa apa saja , berat tasmu seribu ton.”

 

Itu adalah contoh kalimat yang mengandung gaya bahasa hiperbola karena melebih-lebihkan kenyataan. Pada faktanya, tas itu hanya berat beberapa kilogram saja, tidak sampai seribu ton.

 

B. Tujuan Gaya Bahasa Hiperbola

Ada beberapa tujuan seseorang menggunakan gaya bahasa hiperbola, yaitu: (a) agar sesuatu yang kita sampaikan terdengar hebat, (b) cerita menjadi dramatis, (c) orang lain merasa takjub, (d) memberikan motivasi kepada orang lain, (e) untuk humor, dan sebagainya.

 

C. Contoh Gaya Bahasa Hiperbola dalam Kalimat

 

[1] “Kau telah mengagetkanku. Jantungku rasanya hampir copot.”

Kalimat di atas menceritakan bahwa setelah dikageti, jantungku terasa hampir copot atau lepas. Kalimat ini menggunakan gaya bahasa hiperbola karena mengandung sesuatu yang berlebihan yaitu “jantungku hampir copot”. Dalam kenyataannya, sekaget apapun orang, tidak akan membuat jantung copot atau lepas. Maksud dari kalimat ini yakni menceritakan keadaan kaget yang membuat jantung berdebar-debar, bukan copot.

 

[2] “Panasnya cuaca siang ini membuat kepalaku mendidih.”

Kalimat di atas menceritakan bahwa cuaca yang panas membuat kepala mendidih. Kalimat ini menggunakan gaya bahasa hiperbola karena mengandung sesuatu yang berlebihan yaitu “kepalaku mendidih”. Dalam kenyataannya, sepanas apapun cuaca, tidak akan membuat kepala mendidih. Jika kepala mendidih, pasti membuat orang tersebut meninggal. Maksud kalimat tersebut yakni menceritakan cuaca panas yang membuat kepala juga kepanasan, bukan mendidih.

 

D. Contoh Gaya Bahasa Hiperbola dalam Cerita

Simak cerita berikut ini!

 

Pada suatu hari, Umar pun sangat marah. Dia membawa pedang hendak membunuh Rasulullah. Namun, di perjalanan dia justru bertemu Nu'aim bin Abdillah yang memberi tahu bahwa adiknya, Fathimah telah masuk Islam.

 

Umar kemudian berbelok arah menuju ke rumah adiknya. Karena marah, Umar menampar Fathimah hingga jatuh tersungkur dan menangis. Setelah keadaan mulai tenang, adiknya mengajak Umar untuk membacakan surat Taha. Dia merasa nyaman dengan bacaan surat Taha. Seketika itu, Umar ingin bertemu Muhammad untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

 

Apa yang antum rasakan setelah membaca cerita di atas? Apakah cerita di atas menggunakan gaya bahasa? Coba bandingkan dengan cerita di bawah ini.

 

Pada suatu hari, amarah Umar pun pecah. Dengan membawa pedang, dia mengambil seribu langkah menuju ke rumah Rasulullah untuk membunuhnya. Namun, di perjalanan dia justru bertemu Nu'aim bin Abdillah yang memberi tahu bahwa adiknya, Fathimah telah masuk Islam.

 

Dengan secepat kilat, Umar berbelok arah menuju ke rumah adiknya. Kemarahan Umar menggetarkan seisi rumah Fatimah. Dia menampar Fathimah hingga jatuh tersungkur dan menangis. Setelah keadaan mulai tenang, adiknya mengajak Umar untuk membacakan surat Taha. Hatinya meleleh dengan bacaan surat Taha. Seketika itu, Umar ingin bertemu Muhammad untuk mengucapkan kalimat super dahsyat yang mampu menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat yakni dua kalimat syahadat.

 

Setelah membaca dan membandingkan dua cerita di atas, apa yang kamu rasakan perbedaannya? Iya, cerita kedua itu lebih menarik karena menggunakan gaya bahasa hiperbola. Nah, itulah contoh manfaat kita menggunakan gaya bahasa hiperbola. Dengan gaya bahasa hiperbola, cerita tersebut tampak lebih hebat, bukan?

 

E. Mencari Gaya Bahasa Hiperbola

Dari penjelasan di atas, insya Allah mudah dipahami ya sholih. Nah, agar lebih paham lagi, yuk kamu cari kalimat di bawah ini manakah yang hiperbola dan manakah yang bukan. Jelaskan juga alasan kamu.

1. Semua kebutuhan pokok naik, harga beras pun mencekik leher rakyat kecil.

2. Dia bergegas berangkat sekolah karena hampir terlambat.

3. Orang tua kita bekerja mati-matian untuk membiayai sekolah kita.

4. Dengan langkah seribu, kurir itu mengantarkan paket ke rumah-rumah.

5. Kita harus rajin belajar agar bisa meraih cita-cita di masa depan.

6. Laki-laki itu mandi keringat setelah berolahraga selama satu jam.

7. Setiap hari aku dan teman-teman menghafalkan Al-Qur’an.

8. Cinta mereka kepada kita sedalam lautan dan seluas samudera.

9. Bunyi klakson kendaraan itu membuat kuping pecah.

10. Ribuan tahun yang lalu, Indonesia bagian barat menjadi satu dengan benua Asia.

 

F. Tips Membuat Gaya Bahasa Hiperbola

Cara membuat gaya bahasa hiperbola itu mudah. Pertama, carilah fakta tentang suatu keadaan, situasi, kondisi, sifat, atau khasiat dari benda atau makhluk. Selanjutnya, tambahkan efek yang berlebihan, dramatis, atau lebay.

 

Contohnya, ketika kita melihat buah Jambu. Faktanya, buah ini memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan. Kemudian, buatlah fakta itu berlebih-lebihan sehingga jadilah kalimat “Buah Jambu memiliki sejuta manfaat bagi kesehatan.”

 

G. Ayo Berkreasi

Agar kamu benar-benar memahami gaya bahasa ini, yuk berkreasi membuat kalimat hiperbola. Pertama, perhatikan keadaan di sekitarmu. Kemudian, buatlah 5 kalimat hiperbola dari yang kamu amati itu!

 

CATATAN:

Tidak semua fakta bisa dijadikan hiperbola. Ada hal tertentu justru menjadi hoax (berita bohong) atau bahkan penghinaan jika dilebih-lebihkan. Maka, perhatikan kalimat yang kamu buat ya supaya tidak menjadi hoax atau menghina orang.

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan.

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam." (HR Bukhari dan Muslim)

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak