Sesuai dengan judul artikel ini,
saya akan berbagi pengalaman yang berhubungan dengan sales. Pernahkah Anda
secara pribadi dikunjungi sales di rumah Anda? Atau pernahkah Anda menyaksikan
sales sedang mempresentasikan barang dagangannya di sekitar tempat tinggal
Anda?
Jika pernah dikunjungi sales,
bagaimana perasaan Anda? Tentu presentasi sales itu memukau dan seperti
meyakinkan, bukan? Jika belum pernah dikunjungi, Anda perlu simak artikel ini.
Saya menulis artikel ini sekadar
untuk berbagi pengalaman pribadi dan pengalaman orangtua saya yang “ditipu”
oleh sales yang menjajakan perlengkapan kompor gas serta barang lainnya. Artikel
ini ditulis agar kita semua sadar tentang beberapa hal berikut ini yang
berhubungan dengan sales.
1. Pertunjukan itu “tidak
gratis”
Sales adalah orang pekerjaannya
menjual barang. Namanya juga jualan, mereka ingin barang yang dijual itu habis
dibeli orang. Maka dari itu, kita harus sadari bahwa pertunjukan sales dalam
memperkenalkan suatu produk itu “tidak gratis”. Meski kita tidak membayar
pertunjukan dari mereka, tapi kita pastinya akan tersugesti untuk membeli
barang mereka. Sugesti itu bersumber dari dua faktor yaitu cara presentasi dan
penampilan sales yang meyakinkan sehingga banyaknya orang yang membeli produk
tersebut. Nah, jika seperti itu, ujung-ujungnya kita akan “mengeluarkan uang”
pasca menyaksikan pertunjukan sales itu, bukan?
2. Ada sales “penipu”
Sales itu ada yang berjualan
dengan jujur, namun ada juga yang berjualan dengan disertai bumbu-bumbu hoax
atau menipu penonton. Beberapa kalimat yang pernah diucapkan sales ”penipu” sehingga
membuat keluarga saya tertipu mereka ialah seperti:
a) “Produk ini sudah paling
murah, karena sudah disubsidi pemerintah”
Hadeh, kalau produk disubsidi
pemerintah, pastinya ada informasi resminya dong yang diketahui oleh
publik, tidak hanya diketahui oleh sales itu saja.
b) “Produk ini lebih murah
dari pada toko online”
Sambil menunjukkan salah satu
lapak di toko online yang menjual produk serupa dengan harga mahal beberapa
kali lipat, si sales mengatakan kalimat seperti di atas. Ya ampun saya pernah
tertipu karena kalimat ini. Padahal setelah saya cek, lapak di online shop
tersebut adalah bodongan. Artinya, hal itu hanya lapak yang dibuat-dibuat,
tidak ada rating, dan tidak ada yang membeli produk itu.
c) “Belum didistribusikan di
pasaran, hanya dijual di toko online”
Yaelah, itu niat jualan atau
tidak. Jualan kok hanya di online, bukan offline. Padahal kenyataanya
barang yang dijual sales tadi tersebar di toko-toko offline dan harganya jauh
lebih murah.
d) “Bertanda SNI”
Label ini yang selalu
disebut-sebut oleh sales. Mungkin, label “SNI” menjadi semacam label kalau
produk tersebut berkualitas baik sehingga penonton tertartik membeli produk
mereka. Padahal di toko-toko, produk serupa juga berlabel “SNI” dan harganya
juga lebih murah.
e) “Barang ini bisa menghemat
pengeluaran”
Kalimat ini juga diucapkan untuk
menarik pembeli. Mereka meyakinkan pembeli dengan menjelaskan keunggulan barang
yang bisa menghemat pengeluaran. Kalau pengalaman pribadi, saya pernah “tertipu”
dengan kalimat ini saat mereka menjajakan perlengkapan kompor gasnya. Padahal
setelah dicoba, pengeluaran gas pasca pakai alat tersebut ternyata sama saja. Sedangkan,
pengalaman orang tua pernah “tertipu” oleh sales yang menjajakan sebuah alat
(saya tidak tahu alat apa itu) yang berhubungan dengan meteran listrik PLN. Kata
sales, alat tersebut mampu menghemat pengeluaran listrik. Padahal sales itu
bukan resmi dari PT PLN. Hadeh, niat benar mau menipu ya.
3. Dapat “bonus” serta “kemudahan”
Jurus terakhir dari sales agar
penonton mau membeli produk mereka adalah dengan memberikan “bonus”. Bonus
tersebut bermacam-macam bentuknya. Kalau pengalaman pribadi, para penonton
(termasuk saya) mendapat minyak goreng 450 ml pasca menyaksikan pertunjukan
mereka.
Bukan hanya itu, mereka juga
mengatakan bahwa jika membeli produk mereka, maka akan dapat bonus selang
kompor dan bonus lainnya. Tentu saja, bonus yang diberikan itu hanyalah
kamuflase harga agar penonton mengira bahwa produk yang dijajakan sales itu
tampak murah karena banyak bonusnya. Padahal, harganya tetap saja mahal jika
dibandingkan produk serupa di toko-toko.
Sedangkan, pengalaman dari orang
tua pernah “tertipu” karena ada iming-iming asuransi. Si sales itu mengatakan
bahwa jika membeli produk mereka maka akan otomatis terdaftar asuransi. Jika terjadi
kecelakaan seperti gas meledak, maka akan dijamin dengan asuransi tersebut.
Hmmmm....
Tidak hanya sebatas itu saja, para sales juga
memberikan “kemudahan” agar pembeli merasa tidak keberatan membeli. Cara yang
sales lakukan adalah dengan memberikan opsi pembayaran dengan mencicil beberapa
kali. Cerdik juga ya cara mereka.
Demikian pengalaman saya “tertipu”
oleh sales. Tulisan ini hanya sebatas berbagi informasi dan pengalaman, bukan
untuk men-stigma pekerjaan sales. Hal itu sebab tidak semua sales itu menipu
orang. Masih banyak sales-sales lain yang bekerja dengan jujur. Semoga kita
terhindari dari sales penipu seperti cerita di atas ya.
Label
Tips Bermanfaat