Masyarakat pesisir merupakan
masyarakat yang umumnya mencari nafkah dengan memanfaatkan laut dan isinya.
Mereka tiap hari sangat erat dengan sesuatu yang berhubungan dengan laut, baik
secara langsung (seperti menjadi nelayan) maupun tidak langsung (seperti
menjadi tengkulak ikan segar). Oleh sebab itu, masyarakat pesisir memiliki
corak kehidupan unik yang membedakan dengan masyarakat lain. Seperti apa kehidupan
masyarakat pesisir itu? Berikut ini rangkumannya berdasarkan fakta yang saya
temui di lapangan.
1. Tahu Pasang Surut Air Laut
Ketika kita belajar tentang
dampak dari aktivitas bumi dan bulan pada mapel IPA, kita pastinya familiar
dengan fenomena pasang surut air laut. Nah, masyarakat pesisir paham betul
tentang fenomena ini. Pada dasarnya, fenomena ini terjadi setiap hari. Meskipun
begitu, masyarakat pesisir memahami betul kapan waktunya air laut surut biasa dan
kapan surut sekali (surut sekali = air laut surut sampai belasan meter dari
bibir pantai). Begitu pula, mereka memahami betul kapan waktunya air laut
pasang, baik pasang biasa maupun pasang hebat (pasang hebat = air laut sampai
membanjiri rumah mereka). Dua fenomena ini memiliki dampak masing-masing bagi
mereka.
2. Dampak Purnama
Peristiwa bulan purnama mempunyai
pengaruh tersendiri bagi setiap orang. Bagi kita, bulan purnama adalah saat kita bisa
menyaksikan langit malam yang terang. Namun, bagi nelayan, purnama adalah
waktunya libur dari melaut. Pasalnya, pada saat itu, ikan-ikan tidak
menampakkan dirinya ke permukaan laut sehingga membuat nelayan kesulitan menangkap
ikan seperti biasanya.
Banyak nelayan kecil yang libur saat menjelang bulan purnama sampai beberapa hari setelah purnama. Namun, nelayan besar (dengan perahu besar) masih melaut. Alhasil, tangkapan ikan saat itu hanya bergantung pada nelayan besar sehingga jumlah ikan yang tersedia menjadi lebih sedikit dari biasanya. Karena permintaan banyak, harga ikan pun jadi lebih mahal. Hal ini berlangsung sekitar 1 pekan setiap bulannya.
3. Hasil Tangkapan Ikan Saat
Ini
Orang-orang dahulu mungkin pernah
bercerita kepada kita bahwa pada zaman dahulu hasil tangkapan ikan melimpah. Adapun
saat ini, mereka mengeluh karena hasil tangkapan ikan kini semakin sedikit.
Jika ingin introspeksi diri, tentunya mereka harus sadari bahwa banyaknya
aktivitas masyarakat yang buang sampah dan limbah ke laut serta penggunaan alat
tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan adalah penyebab utamanya.
4. Konsumtif
Sudah menjadi rahasia umum bahwa karakter masyarakat pesisir pada umumnya adalah konsumtif. Mereka sangat royal dengan suka membeli barang. Hal
itu semakin royal lagi pada momen tertentu, seperti menjelang hari raya dan
saat hasil tangkapan ikan melimpah. Sebaliknya, saat keadaan sedang sulit
karena laut sedang tidak bersahabat, mereka akan hidup hemat sebisa mungkin atau
bahkan menjual barang-barang mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.
5. Bibir Pantai yang Menguntungkan
Berlayar ke laut pada umumnya
hanya untuk para laki-laki yang memiliki kapal saja. Bagi laki-laki yang tidak
punya perahu atau bagi para wanita, tempat mereka mencari protein adalah di
bibir pantai. Cukup dengan membawa sendok dan baskom, mereka bisa mencari
kerang dengan cara mengeruk pasir. Mereka juga bisa mencari tiram atau hewan
kecil tinggi protein lainnya.
6. Jam Kerja Nelayan
Bila pada umumnya orang berangkat
bekerja pada pagi hari, beda halnya dengan nelayan. Mereka berangkat untuk
melaut pada malam hari dan mereka akan pulang ke darat menjelang siang hari.
Hal itu terus mereka lakukan selama laut bersahabat dan menghasilkan ikan.
7. Yang Paling Kaya
Jika petani adalah pihak yang
berjasa dalam menyediakan pangan, maka nelayan adalah pihak yang berjasa dalam
menyediakan ikan segar. Meski begitu, tetap saja pihak yang paling di-kaya-kan bukanlah
mereka, melainkan tengkulak besar. Para tengkulak besar inilah yang membeli
dengan memborong dari pihak pertama. Akibatnya, mereka bisa menentukan harga
yang lebih mahal dua kali lipat dari aslinya. Apalagi bagi nelayan, tengkulak
adalah orang yang berjasa yang telah membantu mereka dalam menyediakan alat
tangkap ikan secara gratis. Konsekuensinya, mereka mau tidak mau harus menjual
ikan tangkapan mereka kepada tengkulak tersebut.
Label
Sosial Budaya