Tsaqofah Islam
itu sangat luas dan kaya. Kita tidak akan bisa tuntas mengkajinya hanya dalam
waktu sebentar saja. Butuh waktu dan keistiqomahan dalam mengkaji Islam agar
kita bisa memahami Islam secara mendalam.
Tujuan
memahaminya yaitu agar kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga kita menjadi pribadi muslim yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Tujuan yang selanjutnya ialah agar kita bisa menyampaikannya kepada saudara
muslim kita yang lain supaya mereka bisa memahami dan mengaplikasikannya juga.
Rasulullah Saw bersabda, “Sampaikanlah (syariat) dariku walau hanya satu ayat!”
(riwayat Bukhari).
Ada banyak cara
(uslub) dalam mempelajari dan mengajarkan tsaqofah Islam. Salah satu cara
santai dan menyenangkan ialah dengan bermain teka-teki fiqih.
Permainan
teka-teki atau tebak-tebakan adalah permainan tradisional yang sangat
menyenangkan. Dalam menjawabnya, kita hanya perlu berpikir. Pada umumnya,
teka-teki yang pernah kita mainkan berhubungan dengan lingkungan sekitar dan
pengetahuan umum. Namun, dengan bermain teka-teki fiqih bersama teman, kita
bisa sambil belajar dan mengajarkan Islam. Berikut ini contohnya!
Pertanyaan 1
Ada beberapa orang
muslim. Mereka baligh, aqil (berakal), anggota badannya lengkap, dan dalam
keadaan sehat. Mereka melakukan sholat namun dengan sengaja tidak melakukan
sujud. Meskipun demikian, shalatnya tetap sah. Mengapa bisa demikian?
Jawaban: Mereka
sedang melakukan sholat jenazah. Dalam sholat jenazah itu hanya ada empat kali
takbir, tidak ada gerakan sujud.
Pertanyaan 2
Seperti yang telah
umum kita ketahui bahwa dalam sholat berjamaah, imam berada di depan sedangkan makmumnya
berada di belakang. Namun, ada satu keadaan dimana makmum dan imam justru saling
berhadapan tapi shalatnya tetap sah. Mengapa bisa seperti itu?
Jawaban: Mereka
sedang sholat di sekitar ka’bah. Kiblat sholat ialah menghadap ka’bah. Ketika
sholat di sekitar ka’bah, misalkan imam menghadap ke utara (dengan tetap
menghadap ka’bah) maka pasti ada makmum yang menghadap ke selatan. Dengan
demikian, posisi imam dan makmum saling berhadapan.
Pertanyaan 3
Ada seseorang sedang
melaksanakan sholat. Di setiap rakaatnya, dia harus melakukan tahiyat.
Sampai-sampai dia melakukan empat kali tahiyat dalam sekali sholat. Mengapa
bisa begitu?
Jawaban: Orang
tersebut adalah makmum masbuq saat sholat maghrib. Dia baru bergabung dalam
jamaah sholat maghrib ketika sang imam sudah selesai melakukan rukuk di rokaat
kedua. Karena itu, rokaat yang tersisa dalam sholat berjamaah bagi makmum
masbuq itu tinggal dua yaitu rokaat kedua dan ketiga, yang dimana di rokaat
kedua dan ketiga sholat maghrib harus ada tahiyat-nya. Berarti dia harus
melakukan dua kali tahiyat.
Selanjutnya,
makmum masbuq itu telah ketinggalan rokaat pertama bersama imam. Selain itu,
makmum masbuq itu juga sebenarnya ketinggalan rokaat kedua sebab ia baru
bergabung sholat berjamaah saat imam sudah selesai rukuk di rokaat kedua.
Alhsail, makmum masbuq tadi telah ketinggalan dua rokaat maka ia harus
menggantinya saat imam mengucapkan salam. Dua rokaat yang harus diganti
tersebut harus ada tahiyatnya karena dianggap sebagai rokaat kedua dan ketiga
dalam sholat maghrib. Berarti dia harus melakukan dua kali tahiyat.
Jadi, makmum
masbuq tadi harus melakukan 4 kali tahiyat.
Pertanyaan 4
Ada seorang
laki-laki meninggalkan salah satu sholat wajib karena sebab syar’i. Namun,
dalam Islam, ia tidak boleh mengganti (qodho’) sholat tersebut. Bagaimana bisa
terjadi?
Jawaban: Dia
tidak sholat Jumat dan tidak boleh diganti dengan sholat Jumat di rumah.
Seorang muslim
bisa saja tidak sholat, misalnya sholat dhuhur karena sebab syar’i misalnya
pingsan. Dia baru sadar dari pingsannya ketika sudah masuk waktu ashar. Maka,
ia harus mengganti (qodho’) sholat tersebut saat sudah dalam keadaan sadar di
waktu ashar itu. Saat mengganti, jumlah rokaatnya harus sama yaitu harus 4
rokaat (karena itu sholat dhuhur). Nah, pada soal di atas, ada suatu keadaan
yang membuat seseorang justru tidak boleh mengganti dengan rokaat yang sama.
Dia harus melakukan sholat lain.
Dia tidak
melakukan sholat Jum’at karena alasan syar’i, misalkan sakit sehingga tidak
bisa berangkat ke masjid. Meskipun tidak sholat Jum’at, dia tidak boleh
menggantinya dengan sholat Jum’at di rumah. Tapi dia wajib sholat dhuhur. Jadi,
status sholat dhuhur yang dikerjakannya itu bukan sebagai mengganti (qodho’)
sholat. Sebab, meng-qodho’ sholat itu dilakukan di luar waktunya, misal sholat
dhuhur diganti di waktu ashar, sholat ashar diganti di waktu maghrib, dan
sebagainya.
Pertanyaan 5
Ada seseorang
menemukan bangkai di suatu tempat. Kemudian, dia membawa pulang bangkai
tersebut. Dia memasaknya lalu memakannya sampai kenyang. Statusnya, dia tidak
berdosa padahal dia tidak gila, tidak kelaparan, dan juga tidak dalam keadaan terpaksa.
Mengapa bisa demikian?
Jawaban: Orang
tersebut menemukan bangkai ikan atau belalang. Hukum memakan keduanya itu
halal. Rasulullah Saw bersabda, “Telah dihalalkan bagi kami dua bangkai dan dua
darah. Dua bangkai itu adalah ikan dan belalang,” (riwayat Imam Ahmad dan al-Baihaqi).
Pertanyaan 6
Ada sebuah
amalan. Jika sudah dilakukan sekali saja, maka orang-orang tidak ingin
melakukannya lagi. Padahal amalan ini hukumnya wajib. Apakah itu?
Jawaban: khitan
(bagi laki-laki) hukumnya wajib dan cukup dilakukan sekali saja seumur hidup.
Pertanyaan 7
Ada dua ibadah sunnah.
Ibadah pertama: jika sedang dilakukan oleh satu orang, sebut saja Ahmad, maka
semua orang di dunia ini tidak bisa melakukannya dalam waktu bersamaan. Ibadah kedua: semua orang bisa saja mengerjakan ibadah ini, tapi hanya Ahmad yang
tidak bisa mengerjakannya. Ibadah apakah itu?
Jawaban: Ibadah
pertama ialah mencium hajar aswad yang hanya bisa dilakukan oleh satu orang
dalam sewaktu. Ketika Ahmad mencium hajar aswad, maka orang lain harus menunggu
hingga Ahmad selesai melakukannya. Adapun ibadah kedua adalah sholat jenazah berjamaah untuk
orang yang meninggal (sebut saja untuk Ahmad). Orang-orang bisa saja ikut
menyolati Ahmad sedangkan Ahmad tidak bisa mengikutinya.
Pertanyaan 8
Ada sebuah
ibadah wajib. Tapi, ibadah ini terlarang untuk dikerjakan oleh seseorang dalam
kondisi tertentu. Jika dia mengerjakan ibadah ini, maka dia berdoa. Jika dia
meninggalkan ibadah ini, dia juga berdosa. Mengapa bisa demikian?
Jawaban: Ini
adalah ibadah sholat 5 waktu yang tidak boleh dilakukan ketika dalam keadaan
mabuk. Mengerjakan sholat dalam keadaan mabuk itu berdosa dan tidak mengerjakan
sholat itu juga berdosa.
Pertanyaan 9
Si fulan bertemu
temannya di suatu tempat. Temannya mengucapkan salam, tapi si fulan tidak perlu
membalas salam tersebut. Padahal si fulan berakal, tidak tuli, dan tidak bisu.
Mengapa bisa demikian?
Jawaban: Si
fulan bertemu temannya dalam posisi duduk tasyahud akhir di dalam sholatnya.
Saat temannya mengerjakan rukun sholat yang terakhir yaitu mengucapkan salam,
maka salam tersebut tidak perlu dijawab.
Pertanyaan 10
Seorang anak
sedang mengunjungi bapaknya. Dia mengucapkan salam dan bapaknya wajib menjawab
salamnya. Kemudian, anak tersebut mengunjungi ibunya dan mengucapkan salam kepada
ibunya. Tapi, dia tidak ingin ibunya menjawab salamnya. Mengapa bisa demikian?
Jawaban: Si anak
tersebut mengunjungi bapaknya yang masih hidup. Dia mengucapkan salam, maka
bapaknya wajib menjawab salamnya. Lalu si anak mengunjungi kuburan ibunya. Dia
mengucapkan salam (membaca doa ketika masuk kuburan) kepada ibunya yang sudah
meninggal sehingga dia tidak ingin salamnya dijawab.
Pertanyaan 11
Ada dua orang sedang
sholat berjamaah, orang pertama jadi imam dan orang kedua jadi makmum. Selang
beberapa saat, orang kedua justru berubah menjadi imam dan orang pertama jadi
makmum. Padahal orang pertama tidak batal wudhunya dan orang kedua belum
selesai sholatnya (masih mengerjakan sholat yang sama dari tadi). Bagaimana
bisa terjadi?
Jawaban: Awalnya,
orang pertama sedang melakukan sholat sunnah 2 rakaat (misal: sholat sunnah
sebelum ashar), kemudian datang orang kedua yang akan sholat 4 rokaat (misal:
sholat ashar), tanpa ia tahu sholat orang pertama, ternyata orang kedua bermakmum
kepada orang yang sedang melakukan sholat sunnah. Setelah selesai sholat dua
rokaat, orang kedua tetap melanjutkan sholat asharnya sedangkan orang pertama
bangkit dan mundur untuk bermakmum kepada orang kedua untuk menunaikan sholat ashar.
Dengan demikian, orang pertama dari yang awalnya menjadi imam lalu berubah
statusnya menjadi makmum, begitu pula orang kedua.
Pertanyaan 12
Pada dasarnya, seseorang akan ditaklif hukum ketika ia baligh dan berakal, misal seseorang wajib melaksanakan sholat 5 waktu dan menutup aurat ketika sudah baligh dan berakal. Namun, ada satu kewajiban yang harus ditunaikan meski dia belum baligh dan bahkan tidak berakal (gila). Kewajiban apa itu?
Jawaban: Zakat
fitrah wajib bagi semua kaum muslim yang pernah hidup di bulan Ramadhan, baik
bayi yang baru lahir di bulan Ramadhan (meskipun kemudian meninggal),
anak-anak, orang yang sudah baligh, maupun orang gila, dengan syarat
keluarganya memiliki harta minimal satu nishab.
Pertanyaan 13
Ada seorang mahram tapi dalam keadaan bagaimanapun ia tidak akan pernah mendapat harta warisan dari mahramnya. Padahal dia tidak pernah melakukan dosa berat yang menjadikannya terhalang dari menerima warisan (seperti membunuh atau murtad). Siapakah dia dan mengapa bisa demikian?
Jawaban: Dia
adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak oleh seorang ibu dan si ibu
pernah menyusuinya hingga kenyang sehingga dia menjadi mahram sepersusuan. Meski
menjadi mahram, dia tidak akan pernah mendapat harta warisan dari si ibu
tersebut.
Pertanyaan 14
Pada dasarnya, makanan
yang halal boleh dimakan dan boleh juga disedekahkan kepada orang lain. Tapi ada
makanan halal, boleh disedekahkan tapi tidak boleh diperjual-belikan. Apakah
itu?
Jawaban: Daging
kurban hukumnya haram jika diperjual-belikan.
Pertanyaan 15
Di setiap hari
Jumat, kita disunnahkan untuk melakukan ibadah ini. Tapi, bagi orang tertentu
dan di waktu tertentu, melakukan ibadah ini justru menjadi makruh. Apa ibadah
ini?
Jawaban: Memotong
kuku sebelum berangkat sholat Jumat adalah sunnah. Tapi, memotong kuku bagi
orang yang mau berqurban di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah (yang selama itu
pasti ada hari Jumat-nya) hukumnya menjadi makruh.
Pertanyaan 16
Ada seorang suami
bermakmum kepada istrinya dan hal itu hukumnya boleh, padahal suami itu orang
yang faham agama dan hafal Alquran. Bagaimana ini bisa terjadi?
Jawaban: Si
istri sedang membaca Alquran dan sang suami menyimak bacaan istrinya. Ketika Si
istri menemui ayat sajdah, maka ia melakukan sujud tilawah. Mengetahui hal itu,
sang suami juga ikut sujud tilawah. Pada saat itu, status suami bermakmum
kepada istrinya karena istrinya-lah yang melakukan sujud tilawah terlebih
dahulu.
Pertanyaan 17
Setiap
pertengahan bulan hijriyah, seorang muslim disunnahkan untuk puasa tiga hari (shaum
ayyamul bidh). Namun, ada satu hari di waktu tertentu kita justru haram berpuasa
ayyamul bidh, padahal tidak sedang haid (bagi wanita). Mengapa bisa demikian?
Jawaban: Puasa ayyamul
bidh dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15 hijriyah. Nah, pada bulan Dzulhijjah,
ada tiga hari tasyrik yang diharamkan berpuasa yaitu tanggal 11, 12, dan 13.