Salah satu cara mengetahui karakteristik masyarakat suatu wilayah ialah dengan mengenal lagu daerahnya. Lagu daerah terkadang menggambarkan kehidupan masyarakat setempat. Sebab, lagu daerah mengandung lirik-lirik yang khas yang berhubungan dengan suatu daerah. Bahkan, ada beberapa lagu daerah yang tidak hanya sebagai nyanyian yang didengarkan saja, namun juga sebagai nyanyian dalam suatu permainan tradisional.
Jawa Timur memiliki beberapa lagu daerah. Lagu daerah tersebut ada yang menggunakan bahasa Jawa dan ada yang menggunakan bahasa Madura. Dari sekian lagu daerah tersebut, penulis akan membahas dua lagu daerah berbahasa Madura. Alasannya, kedua lagu daerah ini lebih menggambarkan kehidupan masyarakat di provinsi ini. Kedua lagu daerah tersebut berjudul “Pajjer Laggu” dan “Tonduk Majeng”. Yuk kita kenali makna kedua lagu daerah tersebut!
A. Lagu Daerah “Pajjer Laggu”
Lagu daerah ini berasal dari Madura. Lagu ini menceritakan kehidupan masyarakat Madura yang menjadi petani. Berikut ini lirik lagu daerah tersebut beserta artinya.
pajjer laggu arèna pon nyōnara
(fajar pagi
mataharinya sudah bersinar)
bapak tani sè tèdung pon jēge'e
(bapak tani
yang tidur sudah bangun)
ngalak arèk so landuk tor cāpèngan
(mengambil
celurit dan cangkul serta caping)
ngajelenā-gi sarat kawejiben
(menjalankan
syarat kewajiban)
atatamen mabenyak hāsel bumi-na
(bercocok tanam
memperbanyak hasil buminya)
mamakmur nāgere-na ben bengsa-na
(memakmurkan negaranya dan bangsanya)
Dalam lagu tersebut diceritakan bahwa pada pagi hari petani
mulai berangkat menuju ke sawah. Dengan membawa peralatannya, petani melakukan
cocok tanah di sawahnya. Dalam baris terakhir diceritakan, mereka bercocok
tanam untuk memakmurkan negara kita. Hasil pertanian dari mereka mampu
mencukupi stok kebutuhan makanan pokok masyarakat Indonesia yaitu beras.
Hmmm.... sayang, penguasa di negeri ini tidak pro
terhadap petani. Mereka dengan enteng melakukan impor berbagai hasil pertanian
dari negara lain. Padahal petani di negeri sendiri sebenarnya mampu menyediakan
stok pangan jika benar-benar diurus oleh negara.
B. Lagu Daerah “Tonduk Majeng”
Lagu ini juga berasal dari Madura. Lagu ini menceritakan
masyarakat Madura yang berprofesi menjadi nelayan. Berikut ini lirik lagu daerah
tersebut beserta artinya. (Catatan: ada sedikit perbedaan lirik lagu daerah ini
yang berkembang di masyarakat)
ole...olang, paraona alajere
(ole....olang,
perahunya akan berlayar)
ole...olang, alajere ka Madure
(ole....olang, akan
berlayar ke Madura)
ngāpotè wa’ lajere ètangalè
(layar putih mulai
terlihat)
rèng majeng tantona la pade molè
(orang nelayan
tentunya sudah pulang)
mon tènggu deri ombe’ pajelena
(kalau dilihat dari ombak
perjalanannya)
ma' sè bēnya’a ongghu lè-ollèna
(sepertinya sungguh
banyak perolehannya)
duuuh.... mon ajelling
(duh, kalau dilihat)
odi’na ōrèng majengan
(kehidupan orang
nelayan)
ābental ombe’
(berbantal ombak)
sapo’ angèn salanjengan
(berselimut angin
sepanjangnya (malam))
lir sa a lir
lir sa a lir
alir alir gung
Dalam lagu tersebut diceritakan, nelayan mencari ikan di laut butuh perjuangan berat. Hal itu dapat kita ketahui dari lirik [berbantal ombak, berselimut angin]. Maksudnya, saat orang-orang sedang nyenyak tidur dengan bantal dan selimut mereka, nelayan justru berjuang di laut untuk mencari ikan. Para nelayan selalu berurusan dengan ombak yang menerjang perahu dan angin malam yang terasa dingin.
Demikianlah penjelasan kedua lagu daerah asal Jawa Timur. Dari lagu tersebut, kita bisa mengenal dan belajar hal-hal positif dari masyarakat suku Madura seperti tekun dalam berusaha, pantang menyerah, dan pekerja keras.