Setiap bahasa
memiliki keunikan masing-masing. Keunikan itu membuat bahasa yang satu dengan
bahasa lainnya berbeda. Bahasa yang serumpun saja dapat berbeda, apalagi bahasa
yang tidak serumpun. Contohnya ialah bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Keduanya
bukan bahasa serumpun maka banyak sekali perbedaannya.
Salah satu
perbedaannya adalah bahasa Arab merupakan bahasa fleksi. Sebab, dalam bahasa
tersebut terdapat aturan perubahan kata sesuai dengan perbedaan waktu, jumlah,
dan jenis kelaminnya. Adapun bahasa Indonesia bukan merupakan bahasa fleksi
sehingga tidak ada aturan perubahan kata karena perbedaan waktu, jumlah, dan
jenis kelamin.
Dalam sisi
fonologi pun juga terdapat perbedaan. Aturan dalam bahasa Indonesia hanya
mengenal bunyi atau fonem segmental yang berarti beda nada dan tekanan (tinggi
/ rendah) tidak akan mengubah makna kata. Sedangkan, bahasa Arab terdapat fonem
suprasegmental. Hal itu berarti dalam bahasa Arab terdapat perbedaan makna
dikarenakan perbedaan nada dan tekanan suara, misalkan panjang-pendeknya fonem
vokoid (bunyi vokal).
Maka dari itu,
kita harus jeli melihat kata-kata serapan dari bahasa Arab terutama kata-kata
yang dipakai dalam ibadah. Jika panjang-pendeknya berbeda, maka maknanya pun
akan berbeda pula. Misalnya adalah kata “amin” yang sering kita pakai tiap
hari. Dalam bahasa Arab, kata tersebut terdapat empat makna dikarenakan
perbedaan panjang-pendeknya. Berikut ini penjelasannya.
Pertama,
jika semua fonem vokoid dalam kata tersebut pendek sehingga dibaca “amin”, kata
itu bermakna ‘aman’ atau ‘tentram’.
Kedua,
jika fonem “a” dalam kata tersebut panjang sedangkan fonem “i” pendek sehingga
dibaca “aamin”, kata itu bermakna ‘meminta perlindungan keamanan’.
Ketiga,
jika fonem “a” dalam kata tersebut pendek sedangkan fonem “i” panjang sehingga
dibaca “amiin”, kata itu bermakna ‘jujur tepercaya’.
Keempat,
jika kedua fonem vokoid dalam kata tersebut panjang sehingga dibaca “aamiin”,
kata itu bermakna ‘Ya Allah, kabulkanlah doaku’.
Demikian penjelasan empat perbedaan makna dalam kata “amin”. Hal itu dapat terjadi karena bahasa Arab mengenal bunyi suprasegmental yaitu panjang-pendek suatu fonem akan mengubah makna. Nah, supaya tidak salah ucap dalam berdoa, yuk kita panjangkan semua fonem vokoid dalam kata itu sehingga kita membaca “aamiin”. Semoga doa-doa yang kita panjatkan serta impian dan cita-cita yang kita harapkan dapat dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiin.